Contoh Novel Angkatan 20-30an

Judul                     : Kasih Tak Sampai

Pengarang            : Marah Rusli


Tema : Percintaan dua remaja belia

Tokoh :

Nama Tokoh, Watak:
1 Siti Nurbaya Baik, Penyayang, Penurut
2 Samsul Bahri Baik, Perhatian
3 Datuk Maringgih Kejam, Jahat, Serakah
4 Baginda Sulaiman Penyabar, Bijaksana, Baik
5 Sutan Mahmud Keras Hati, Baik, Bijak
6 Siti Maryam Baik, Penyabar

3. Latar :
a. Waktu : Tahun 20 – 30an (Sebelum kemerdekaan)
b. Tempat : Padang, Sumatra Barat dan Jakarta
c. Situasi : Menyenangkan, Menyedihkan, Menegangkan, 
Mengharukan
d. Sosial Budaya : Padang, Sumatra Barat

4.
Amanat :
1. Jangan menjadi orang yang serakah!
2. Bahagiakanlah orang tua kalian selagi bisa!
3. Jadilah pemimpin yang bijaksana!
4. Berfikirlah sebelum bertindak!
5. Jadilah anak yang berbakti kepada orang tua!

5. Nilai Kehidupan :
 Nilai Etika : Sutan Mahmud terlalu terburu-buru menghukum anaknya dan membuat dirinya resah sendiri karena perbuatannya (Halaman 326)
£
 Nilai Estetika : Indahnya Gunung Padang, kanan-kiri pemandangan yang dilihat. Namun sekarang telah rusak akibat ulah manusia (Halaman 46)
£
 Nilai Kemanusiaan : Seorang kepala negeri harus melindungi serta menjaga rakyat disekitar tempatnya berkuasa (Halaman 23)
£
 Nilai Moral : Insaflah insan akan dirimu, demikianlah juga akhirnya akan jadimu (Halaman 332)
£

6. Alur/Plot : Maju, Mundur, Maju

7. Sudut Pandang : Orang ketiga serba tahu

8. Sinopsis :
Di daerah Padang, Sumatra Barat hiduplah seorang gadis cantik bernama Siti Nurbaya. Namun sejak kecil dia sudah menjadi piatu, Siti hanya tinggal bersama ayahnya, Baginda Sulaiman. Baginda Sulaiman adalah pedagang terkemuka di Padang. Namun Sulaiman sering meminjam kepada rentenir yang bernama Datuk Maringgih untuk modal dagangannya.
Karena semakin lama Baginda Sulaiman semakin kaya, Datuk Maringgih pun kesal, dia menyuruh kaki tangannya untuk membakar semua kios milik Baginda Sulaiman. Baginda Sulaiman pun jatuh miskin dan pada saat itu Datuk Maringgih menagih hutang Baginda Sulaiman.
Karena tidak dapat membayar hutang, Datuk Maringgih meminta Baginda Sulaiman untuk dapat menikahi Siti Nurbaya.
Untuk keselamatan dan kebahagiaan ayahnya, Siti rela menikah dengan Datuk Maringgih. Padahal pada saat itu, Samsul Bahri, kekasih Siti Nurbaya sedang pergi ke Jakarta untuk melanjutkan sekolah. Namun Siti tidak menghiraukannya demi ayahnya tercinta. 
Di Jakarta, Samsul Bahri menerima surat dari Siti Nurbaya tentang keadaan Siti dan ayahnya akibat ulah Datuk Maringgih.
Pada saat liburan sekolah, Samsul mengunjungi Siti di rumah ayahnya. Saat itu Baginda Sulaiman sedang sakit keras. Dan Siti serta Samsul pun bertemu.
Namun pada saat pertemuan tersebut Datuk Maringgih datang, perkelahian pun tak bisa dihindarkan. Baginda Sulaiman mendengar keributan itu, saat akan bangkit dari ranjangnya, Baginda jatuh dan meninggal dunia.
Akibat peristiwa itu Siti diusir oleh Datuk Maringgih, dan Siti pun tinggal bersama bibinya. Sama halnya dengan Samsul. Ia diusir oleh ayahnya, Sutan Mahmud, karena dianggap telah mencoreng nama keluarga. Akhirnya Samsul pergi ke Jakarta dan tidak ingin menemui keluarganya lagi.
Siti yang mengetahui hal tersebut ingin ikut pergi ke Jakarta.
Karena Datuk Maringgihtidak suka Siti bersama Samsu, dia menyuruh orang untuk membunuh Siti di kapal menuju Jakarta. Namun usaha itu gagal. Tak hilang akal, Datuk melaporkan Siti ke polisi dengan tuduhan membawa kabur perhiasan miliknya.
Siti pun ditangkap dan diadili di Padang. Karena terbukti tidak bersalah Siti pun dibebaskan. 
Belum puas, Datuk menyuruh orang menyamar menjadi penjual lemang, karena Siti menyukain lemang, Siti pun mebelinya. Tapi ternyata didalam lemang tersebut terdapat racun yang telah dimasukan Datuk, akibatnya Siti pun meninggal dunia.
Kini Samsul Bahri yang telah menjadi letnan dan mengubah namanya menjadi Letnan Mas ditugaskan untuk menumpas kerusuhan akibat ulah Datuk oleh Pemerintah Belanda.
Datuk pun mati oleh Samsul. Dan Samsul pun juga terluka parah akibar perang tersebut. 

Comments

Popular posts from this blog

Resensi Novel “Spring in London”

Lirik Golgota, Tempat Tuhanku Disalib (PS 487)

Resensi Novel "Chairul Tanjung Si Anak Singkong" Karya Tjahja Gunawan Diredja